Sabtu, 15 Desember 2012

Salam Kenal dari Yozar Firdaus Amrullah, Sejarah Kepenulisan

Selamat malam, 

Perkenalkan, nama saya Yozar Firdaus Amrullah, boleh dipanggil sebagai yozar atau amru. Silakan mana suka.

Saya suka nulis, tapi sempat bosan juga, kemudian beristirahat. Namun rasa cinta saya pada dunia kepenulisan tidak pernah padam. S1 saya di Universitas Negeri Semarang jurusan Sastra Inggris. Wajar memang kalau saya suka dunia fiksi.

Masa Kecil, Perkenalan Dengan Dunia Tekstual Fiksi
Cerita fiksi pertama yang Saya baca mungkin dari majalah bobo. Waktu SMP ikut-ikutan temen kalau gak salah, namanya Joko pinjem novel-novel deketif macam karya-karyanya Enyd Blyton, STOP, dll di Perpustakaan Daerah Kendal. Karena temen-temen cewek SMP yang suka baca novel, saat itu saya jadi mengenal Goosebumps dan sempet ketagihan cerita horor, sampai-sampai sering nongkrongin film horor barat di SCTV yang diputer malam hari. Saat itu saya juga suka baca komik jepang alias manga. Intinya sih, saya suka cerita fiksi, entah itu komik, novel, animasi, film, atau bahkan cerita di video game, terutama di genre Role Playing Game (RPG). Dunia tekstual sempat tenggelam karena kegemaran saya maen game dan utak-atik komputer.

Masa Kuliah, Tertarik Untuk Melahirkan Karya Fiksi
Bertahun-tahun kemudian, sewaktu di awal kuliah saya pinjem novel Musashi dari teman maen game, Wawan. Novel yang terpecah dalam tujuh buku itu tadinya milik bapaknya. Dia sendiri bahkan mungkin belum baca sampai sekarang, saat novel itu diterbitkan ulang oleh Gramedia dalam satu buku tebal besar. Itulah pertemuan kembali saya di dunia tekstual, selain juga karena ada kewajiban untuk lebih mendalami dunia ini karena tugas kuliah. Namun saat itu saya belum kepikiran untuk berkarya, paling hanya penikmat saja, dan sebagai mahasiswa sastra belum banyak karya yang saya baca. Bahkan sampai sekarang pun saya belum pernah baca karya Shakespeare, termasuk Romeo & Juliette yang terkenal.

Memang dulu waktu kuliah S1 di semester awal, saya suka menyendiri dan bikin puisi. Kalau istilah abg jaman sekarang , mungkin bisa disandingkan dengan galau. Tema puisi saya macam-macam, cinta, hidup, dan lain sebagainya. Bikinnya di buku atau carikan kertas seadanya. Sebagian besar sudah saya ketik ulang di komputer, sebagian lain mungkin hilang. Belum ada kepikiran untuk bikin suatu cerita fiksi yang panjang dalam bentuk cerpen, bahkan novel, sampai akhirnya ada lomba menulis cerpen dalam Bahasa Inggris di kampus di tahun 2003. Singkat cerita karya saya yang berjudul Forbidden Sorrow dan Anagram terpilih paling unggul. Di situ saya mulai kepikiran untuk lebih fokus berkarya cerita fiksi. Memang pada kenyataannya saya masih angin-anginan atau tergantung mood saat menulis. Saya pun mulai berkenalan dengan Forum Lingkar Pena Semarang, dan sempat mengikutkan cerpen saya yang berjudul Loki Mulia dalam lomba yang mereka adakan, menjadi nomor 3. Meskipun tidak pernah bergabung secara resmi sebagai anggota FLP, saya terkadang ikut acara mereka. Novelis besar yang pertama pernah ketemu adalah Habiburahman El Shirazi yang bikin Ayat-ayat Cinta itu, juga dari acaranya FLP. Saat itu FLP Semarang ketemuan ama FLP Jogja di Muntilan, perbatasan Jateng – DIY, dan saya ngikut.

Tahun 2004-2005 adalah booming-nya TeenLit, novel fiksi remaja islami. Saat itu pun saya berharap ada karya saya yang diterbitkan. Mungkin karena belum cukup ilmu menulis dan kesombongan karena mendadak jadi juara nulis cerpen di kampus, tak satu pun karya saya yang diterima penerbit. Saya sempat putus asa. Novel pertama yang saya bikin adalah novel teenlit/remaja yang saya namakan Girlfriend of Steel. Draft Novel itu ditolak Gramedia. Mungkin masih banyak kekurangan, saya pun coba bongkar biar isinya lebih fokus, sehingga 1 novel itu jadi 2 novel dengan tema tersendiri. Saya coba kirimkan lagi novel hasil bongkaran saya itu, tapi tetap saja tidak diterima Gramedia. Meski kecewa saya tetap mencoba untuk berkarya lagi. Saya bikin novel kedua tentang perjuangan mencari kerja yang saya beri judul Junction Pop Story atau J-Pops. Naskah ini pernah saya ganti judulnya menjadi Diantara Kau dan Dia, dan pernah juga Romantika Pengangguran. Sama seperti, GOS, Naskah novel J-Pops pun nggak laku dimana-mana. Mungkin karena kurang ceria, atau ceritanya memang kurang seru. Selanjutnya Saya juga bikin novel ketiga bergenre fantasy action berjudul: Puspa Elok Harum Mewangi yang juga punya nama laen Ecclesistical Supernatural Power [ESP], yang terinsipirasi dari manga karya CLAMP, Legal Drug/Lawful Drug. Mungkin temanya mirip serial barat Supranatural, tapi saya bikin cerita ini jauh sebelum serialnya ada di Trans TV. Rencananya novel ini akan menjadi serial, mungkin bisa sampai sevenlogy. Entahlah, belum sempat saya kembangkan lagi sampai sekarang.

Masa Sesaat Setelah Lulus Kuliah dan Mendapat Peluang di Dunia Tontonan Video
Suatu hari di tahun 2006, saya mendapatkan informasi dari Tabloid Gaul, bahwa media ini dan stasiun televisi Indosiar sedang mengadakan lomba penulisan sinopsis untuk dijadikan Film Televisi atau FTV. Namanya juga Film Televisi, jadi formatnya sekali tayang selesai, atau cuman 1 (satu) episode saja. Pada masa itu tontonan di televisi swasta masih banyak didominasi sinetron. Belum banyak FTV kayak sekarang di RCTI, SCTV, dll.

Indosiar bisa dibilang sebagai pioneer di konsep tontonan seperti ini. Namanya juga coba-coba saya membuat sinopsis sebanyak 6 (Enam) halaman dengan judul Phantom of the School, dan mengirimkannya ke Tabloid Gaul. Selasa, 20 Juni 2006 saya mendapat sms yang memberitahukan bahwa tulisan saya termasuk sebagai salah satu yang menang dalam Lomba Penulisan FTV Gaul – Indosiar dan meminta nomer rekening Saya. Sebagai orang skeptis tentunya Saya tidak langsung percaya, secara waktu itu juga sedang banyak sms penipuan via hape. Setelah cek dan ricek, Alhamdulillah ternyata itu beneran. Naskah tersebut dijadikan FTV dengan judul laen, yaitu Phantom of The Campus.

FTV “Phantom of The Campus” tayang perdana di Indosiar pada Jum’at, 5 Januari 2007. FTV ini disutradari oleh Sugoy Suhendra. Pemeran pendukungnya diantaranya adalah: Gilbert Marciano, Jill Carissa, Kiki Amalia, Aria Sondang, Sutha AFI, Leo AFI, Anwar Fawzi, Rizwar AFI, Sarastika. Sekedar info, jaman itu Akademi Fantasi Indosiar (AFI) yang merupakan reality show untuk memilih penyanyi populer baru selesai tayang. Jadi masih hangat-hangatnya, dan para pendukung AFI dipartisipasikan dalam FTV. Tema dari cerita FTV ini tentang pembalasan dendam terhadap aksi bullying. Soundtrack yang dipilih adalah lagu Mantra dari Anggun C. Sasmi. Indosiar menayangkan lagi FTV tersebut  pada 24 Mei 2008 07:00 WIB (sesuai informasi di website Indosiar) dan mungkin juga tayang lagi di waktu lain.

Belajar Menulis Skenario dan Membuat Tontonan Video
Selanjutnya, pada Desember 2006 saya mendapatkan info kursus menulis skenario dari milis yahoogroups layarkata. Berbekal keberuntungan menjadi salah satu skenario terpilih dalam lomba FTV, saya mulai berpikir menulis untuk tayangan TV atau Film mungkin saja bisa jadi peluang bagi saya, maka saya pun ikut kursus yang diselenggarakan pembicara Sony Set di Yogyakarta itu. Saya pun jadi mengenal soal bentuk penulisan fiksi yang lain, yang ada hubungannya dengan dunia industri hiburan/media. Namun sayangnya kita tidak benar-benar masuk ke dunia industri, tapi tidak apalah memang target awalnya adalah mendapatkan ilmu menulis skenario.

Suatu hari di bulan Januari 2007 saya membaca sebuah lowongan di koran Suara Merdeka tentang sebuah Production House baru di Semarang yang membutuhkan seorang penulis skenario. Dari yang saya pelajari di kursus skenario, PH adalah perusahaan yang bikin sinetron untuk televisi atau film bioskop. PH ada yang milik televisi sendiri atau inHouse, atau bisa juga pihak ketiga atau rekanan televisi, seperti PH Multivision, Frame Ritz, dll. Berbekal ilmu menulis skenario dari kursus dan naskah tugas dari pengajar, saya pun melamar. Alhamdulillah dipanggil. Bersama dengan para pelamar lain dengan posisi pekerjaan yang berbeda kami dikumpulkan oleh pemimpin PH untuk membahas pekerjaan. Saya kebagian tugas bikin skenario komedi tentang anak kos, dari situ lahirlah konsep dan 6 (enam) episode skenario Kos-2-An. Sayangnya nasib kami tidak jelas sesudah itu, apakah masih menjadi karyawan atau bagaimana. Hingga akhirnya saya dan teman-teman memutuskan untuk hengkang dari sana.

Kemudian, saya dan teman-teman eks PH nggak jadi itu berkumpul untuk menjadi semacam tim kreatif pembuat tontonan/tayangan video. Kita berenam adalah Budi (dari MI Udinus), Iwan (dari TI Unaki), Arto (dari Sastra Indonesia Unnes), Tatang (dari TI Udinus), dan Kemal (yang saat itu berstatus sebagai mahasiswa). Kami menamakan diri sebagai Arriva Creative Production. Sebagai test-case, atau portfolio project, maka pada hari Sabtu-Minggu, tanggal 24-25 Maret 2007, kami membuat film pendek berdurasi sekitar 13 menit berjudul Jendela. Kalo tidak salah ide cerita berasal dari Budi dan Tatang. Saya bertugas untuk menerjemahkan ide tersebut sebagai skrip/skenario. Sebenarnya saya belum puas dengan cerita dan naskah saya, tapi kita tidak punya banyak waktu dan mengeksekusi ide itu menjadi sebuah film cerita cinta remaja, dengan Kemal sebagai sutradaranya.

Salah satu dari Arriva, yaitu Arto sebenarnya sudah bekerja sebagai kamerawan sekaligus editor di Studio 12 Ungaran, sebuah studio syuting multimedia di Ungaran, pimpinan pak Yusro (dosen Sastra Jawa Unnes). Karena kebaikan hati pak Yusro melihat kami yang pengin bikin usaha sendiri, beliau memberikan sejumlah peluang kerja. Untuk proyek pertama, Arriva diminta untuk membantu band seniman Jayagatra asal Ungaran membuat video klip untuk lagunya yang berjudul Pojok Kota Lama. Karena proyek serius, naskah kami garap bareng. Syuting di Kota Lama Semarang dengan sutradara Budi. Selanjutnya, untuk proyek selanjutnya bersama Studio 12, kami diminta membantu mahasiswa pak Yusro, yaitu jurusan Sastra Jawa Unnes Angkatan 2005 untuk membuat tugas film pendek.

Ada beberapa kelompok mahasiswa. Mengingat domisili Saya di Kendal, yang lumayan jauh buat bolak-bolak ke Semarang, saya kebagian membantu 1 kelompok. Untuk tiap kelompok, diambil 2 tenaga dari Arriva: Satu sebagai Supporting Director dan satu sebagai Cameraman & Editor. Tapi kami juga ikut membantu membangun naskah/script beberapa waktu sebelum akhirnya shooting dilakukan. Saya bekerja bersama Tatang. Karena film pendek ini tugas drama Bahasa Jawa maka bahasa yang digunakan di dalamnya adalah Bahasa Jawa, lebih tepatnya Bahasa Jawa daerah Timur yang Ngapak-ngapak begitu, dan judulnya adalah KAPOK.

Masa di Rumah dan Kembali Menulis
Perhatian saya di bidang produksi tontonan video ini tidak begitu lama. Jarak dan uang menjadi pertimbangan saya untuk tidak bisa total menekuni bidang ini. Saya membiarkan teman-teman di Arriva untuk terus tanpa saya.

Di rumah, kegiatan saya selain menjadi penjaga warung telepon atau wartel dan tukang ketik rental komputer adalah membuat cerita fiksi. Saya bergabung dengan komunitas penulis Blogfam di internet dan belajar banyak soal menulis di sana. Diantaranya saya mengenal Benny Rhamdani, editor penerbit Mizan dan kang Iwok Abqari, yang saat ini telah jauh melesat menjadi penulis novel beneran. Saya hampir mendapatkan kesempatan untuk menulis di Mizan oleh Kang Benny. Saya diminta mempelajari novel Ayat-ayat Cinta dan Kisah Cinta Sepasang Al-Banna untuk membuka cakrawala baru tentang cerita fiksi islami. Namun saat itu saya kurang disiplin dan pengetahuan saya masih kurang, sehingga tidak ada kelanjutan. Tema yang ditawarkan oleh kang Benny saat itu mungkin sudah terbit sekarang, yaitu novel Bidadari-bidadari Surga yang ditulis oleh Tere Liye. Sepertinya memang tema itu sudah berada di tangan yang pas.

Secara mandiri, beberapa karya yang lahir diantaranya adalah cerpen: Kisah si Boejang Lapoek yang masuk dalam kumpulan cerita komedi Makan Tuh Cinta!, cerpen: Tergoda Handphone, yang dimuat di Majalah anak-anak Bravo! edisi bulan Oktober 2007, serta draft novel keempat bergenre misteri romance Ikatan Setan: Boneka Pembawa Sial dan buku kelima Kumpulan cerita komedi Cewek-cewek Kos yang merupakan versi adaptasi dari naskah skenario saya yang dulu tak terpakai.

Selain itu, saya juga mendapat kesempatan dari Om Budi, saudara saya yang bekerja di SMK 11 Grafika Semarang untuk berkenalan dengan redaktur pak Handry TM dan ikut mengisi Majalah Gradasi berupa: Kuis Psikologi Remaja, Horoskop dan Resensi Film.

Masa Awal Bekerja di Jakarta
Akhir tahun 2007 musim penerimaan kerja instansi pemerintah. Saya yang saat itu belum punya kerjaan jelas, mencoba ikutan dan akhirnya diterima di Kementerian Perhubungan sebagai staf Sub bidang Media Massa, Pusat Komunikasi Publik di Jakarta.

Kebetulan pekerjaan saya mirip dengan hobi saya menulis, namun bukan fiksi, melaikan menulis berita. Di saat bekerja saya masih mencoba menyempatkan diri menulis fiksi. Saat itu cerita non-fiksi komedi sedang tren, dan saya termasuk ikut mempelajari genre cerita semacam ini. Alhasil cerpen saya yang berjudul Sindroma Mlenting, Kosmetika Coba-coba dan Boedjang Lapoek Mentjari Tjinta dimuat di Blog penerbit GagasMedia, dan mendapat hadiah buku dari penerbit tersebut. Selanjutnya suatu ketika Raditya Dika, sang raja non-fiksi komedi membuat kontes photo gokil do blog-nya. Aturan kontesnya adalah peserta membuat foto diri dengan memerkan buku karya Raditya Dika dengan gaya paling gokil. Secara mengejutkan, foto + naskah yang saya bikin terpilih. Lebih mengejutkan lagi, dalam buku kumpulan foto yang diberi judul Tolong, Radith Membuat Saya Bego! tersebut, foto saya paling awal dimunculkan.

Buku Pertama dan Kedua Terbit
Saya pernah hampir bergabung dengan kelompok penulis skenario pimpinan mbak Wulan yang memiliki proyek dengan Diknas/TV-E, namun karena pertimbangan jarak, yaitu lokasi di Ragunan dan saya di Monas, serta waktu, dimana saya sudah bekerja seharian dan kalau mau jadi penulis skenario tentunya harus bekerja pada malah harinya, maka peluang itu saya lepas.

Namun pada masa bekerja di Jakarta itu saya juga masih pengin memperdalam ilmu menulis dan membuat buku. Saya begitu terobsesi. Saat membaca di milis ada informasi kursus menulis skenario bersama Rikrik El Saptaria di Mafia Fiksi, di daerah Jagarsa, Jakarta Selatan, saya tertarik ikut. Teorinya sih hampir tidak begitu berbeda dengan apa yang saya pelajari dari mas Sony Set. Namun saya dapat teman-teman baru dan secara tidak sengaja peluang untuk menerbitkan naskah saya.

Secara kebetulan suatu ketika ada acara launching novel dari penerbit Lintas, Jakarta. Saya pun berkenalan dengan direkturnya yang ikut hadir, langsung saya tawarkan naskah saya. Beliau meminta saya mengirim naskah lewat email. Saya pun menawarkan naskah ketiga dan keempat yang saya tulis, yaitu novel misteri romance Ikatan Setan: Boneka Pembawa Sial dan Kumpulan cerita komedi Cewek-cewek Kos, dan alhamdulillah naskah itu diterima untuk diterbitkan. Akhirnya ada karya saya yang jadi buku, dan telor pun pecah sudah.

Titik Balik Karier Menulis
Tahun 2007 – 2008, buku cerita fiksi non-komedi masih booming, saya pun tertarik untuk ikut ambil bagian. Berdasarkan pengalaman hidup saya menjelang kuliah dan akhirnya dapat kerja, saya pun mencoba menulis naskah keenam, yaitu sebuah cerita non-fiksi komedi yang saya beri judul Romantika Pengangguran. Naskah keenam itu nyaris terbit dengan judul baru Jobless Voreva, namun karena ada masalah akhirnya batal terbit. Naskah itu pada akhirnya benar-benar terbit pada tahun 2011 dengan investasi saya pribadi dengan diberi judul Boedjang Lapoek Mentjari Tjinta. Sayangnya penjualan buku ketiga ini tidak bagus. Karena buku ini memakai investasi pribadi, saya merasa kecewa dan drop. Saya pun memutuskan untuk berhenti menulis fiksi. Sekitar tahun 2009 – 2010 saya juga sempat membuat naskah novel ketujuh saya, yang bergenre petualangan anak-anak fantasi berjudul: Selestia dan Penjara Teka-teki.

Selanjutnya Saya mengalihkan perhatian saya untuk belajar musik, khususnya keyboard, teknik recording, dan bahkan DJ. Saya juga mulai tertarik dengan dunia tontonan Internet, khususnya di YouTube. Saya memang meneruskan saja kedua hobi ini yang sudah mulai saya kenal sejak tahun 2009/2010, dan semakin jauh dari menulis fiksi. Paling yang ada kaitannya dengan menulis adalah membuat naskah skenario untuk tontonan internet YouTube saya bersama teman-teman yang terinspirasi dari konsep Boedjang Lapoek Mentjari Tjinta.

Kembali Pengin Menulis Fiksi
Masa-masa sedih dan kecewa karena kegagalan di bidang penerbitan buku mulai saya damaikan, walau tentu saja tidak mudah untuk dilupakan. Di bidang musik, Saya masih suka, tapi agak berkurang upaya di situ. Saya merasa agak terlalu jauh untuk bisa mengejar kemampuan musik yang handal. Beda dengan menulis yang upayanya sudah separuh jalan, masih bisa diteruskan lagi untuk lebih meningkat.

Untuk diketahui, sejak tahun 2011 saya alih tugas ke PIP Semarang. Kepindahan ini memberikan sejumlah pertimbangan-pertimbangan baru untuk rencana masa depan, termasuk dengan keputusan di tahun 2012 ini untuk kembali belajar secara akademis di Magister Linguistik Terapan Universitas Diponegoro Semarang. Nuansa ini menginspirasi saya untuk kembali ke asal, sebagai seorang alumni Sastra Inggris, yaitu menulis fiksi.

Ada satu kesempatan, berita baik dari Penerbit Diva Press, bahwa naskah novel pertama saya yang telah saya revisi berulang kali hingga menjadi bentuk saat ini, yaitu Girlfriend of Steel, yang pernah saya ganti judulnya menjadi Sama-sama Jutek, Sama-sama Cuek, dan sekarang Cewek Tangguh di Sekolah Elit, akan mereka terbitkan. Saat ini, Desember 2012, saya sedang menunggu kedatangan surat perjanjian penerbitan dari penerbit. Mungkin ini pertanda saya perlu memantapkan diri di bidang menulis fiksi, selain mencoba mendalami hal baru, yaitu mengajar. Sesuatu yang beda, namun masih dekat.

Dengan peluang ini, saya pun mencoba mantap di bidang menulis fiksi. Sudah ada dua ide cerita realis dan satu cerita action fantasy di benak saya. Semoga saya bisa disiplin menjabarkan cerita-cerita itu dan menuntaskannya. Semoga tidak terlalu lama, semoga...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar