Selamat malam,
Perkenalkan, nama saya Yozar Firdaus Amrullah, boleh dipanggil
sebagai yozar atau amru. Silakan mana suka.
Saya suka nulis, tapi sempat
bosan juga, kemudian beristirahat. Namun rasa cinta saya pada dunia kepenulisan
tidak pernah padam. S1 saya di Universitas Negeri Semarang jurusan Sastra
Inggris. Wajar memang kalau saya suka dunia fiksi.
Masa Kecil, Perkenalan Dengan Dunia Tekstual Fiksi
Cerita fiksi pertama yang Saya
baca mungkin dari majalah bobo. Waktu SMP ikut-ikutan temen kalau gak salah,
namanya Joko pinjem novel-novel deketif macam karya-karyanya Enyd Blyton, STOP,
dll di Perpustakaan Daerah Kendal. Karena temen-temen cewek SMP yang suka baca
novel, saat itu saya jadi mengenal Goosebumps dan sempet ketagihan cerita
horor, sampai-sampai sering nongkrongin film horor barat di SCTV yang diputer
malam hari. Saat itu saya juga suka baca komik jepang alias manga. Intinya sih,
saya suka cerita fiksi, entah itu komik, novel, animasi, film, atau bahkan
cerita di video game, terutama di genre Role Playing Game (RPG). Dunia tekstual
sempat tenggelam karena kegemaran saya maen game dan utak-atik komputer.
Masa Kuliah, Tertarik Untuk Melahirkan Karya Fiksi
Bertahun-tahun kemudian, sewaktu
di awal kuliah saya pinjem novel Musashi dari teman maen game, Wawan. Novel
yang terpecah dalam tujuh buku itu tadinya milik bapaknya. Dia sendiri bahkan
mungkin belum baca sampai sekarang, saat novel itu diterbitkan ulang oleh
Gramedia dalam satu buku tebal besar. Itulah pertemuan kembali saya di dunia
tekstual, selain juga karena ada kewajiban untuk lebih mendalami dunia ini
karena tugas kuliah. Namun saat itu saya belum kepikiran untuk berkarya, paling
hanya penikmat saja, dan sebagai mahasiswa sastra belum banyak karya yang saya
baca. Bahkan sampai sekarang pun saya belum pernah baca karya Shakespeare,
termasuk Romeo & Juliette yang terkenal.
Memang dulu waktu kuliah S1 di
semester awal, saya suka menyendiri dan bikin puisi. Kalau istilah abg jaman
sekarang , mungkin bisa disandingkan dengan galau. Tema puisi saya macam-macam,
cinta, hidup, dan lain sebagainya. Bikinnya di buku atau carikan kertas
seadanya. Sebagian besar sudah saya ketik ulang di komputer, sebagian lain
mungkin hilang. Belum ada kepikiran untuk bikin suatu cerita fiksi yang panjang
dalam bentuk cerpen, bahkan novel, sampai akhirnya ada lomba menulis cerpen
dalam Bahasa Inggris di kampus di tahun 2003. Singkat cerita karya saya yang
berjudul Forbidden
Sorrow dan Anagram terpilih paling unggul. Di situ saya mulai
kepikiran untuk lebih fokus berkarya cerita fiksi. Memang pada kenyataannya
saya masih angin-anginan atau tergantung mood saat menulis. Saya pun mulai
berkenalan dengan Forum Lingkar Pena Semarang, dan sempat mengikutkan cerpen saya
yang berjudul Loki
Mulia dalam lomba yang mereka adakan, menjadi nomor 3. Meskipun
tidak pernah bergabung secara resmi sebagai anggota FLP, saya terkadang ikut
acara mereka. Novelis besar yang pertama pernah ketemu adalah Habiburahman El
Shirazi yang bikin Ayat-ayat Cinta itu, juga dari acaranya FLP. Saat itu FLP
Semarang ketemuan ama FLP Jogja di Muntilan, perbatasan Jateng – DIY, dan saya
ngikut.
Tahun 2004-2005 adalah
booming-nya TeenLit, novel fiksi remaja islami. Saat itu pun saya berharap ada
karya saya yang diterbitkan. Mungkin karena belum cukup ilmu menulis dan
kesombongan karena mendadak jadi juara nulis cerpen di kampus, tak satu pun
karya saya yang diterima penerbit. Saya sempat putus asa. Novel pertama yang saya bikin adalah
novel teenlit/remaja yang saya namakan Girlfriend of Steel. Draft Novel itu ditolak
Gramedia. Mungkin masih banyak kekurangan, saya pun coba bongkar biar isinya
lebih fokus, sehingga 1 novel itu jadi 2 novel dengan tema tersendiri. Saya
coba kirimkan lagi novel hasil bongkaran saya itu, tapi tetap saja tidak
diterima Gramedia. Meski kecewa saya tetap mencoba untuk berkarya lagi. Saya
bikin novel kedua tentang
perjuangan mencari kerja yang saya beri judul Junction Pop Story atau J-Pops. Naskah
ini pernah saya ganti judulnya menjadi Diantara Kau dan Dia, dan pernah juga Romantika
Pengangguran. Sama seperti, GOS, Naskah novel J-Pops pun nggak laku
dimana-mana. Mungkin karena kurang ceria, atau ceritanya memang kurang seru.
Selanjutnya Saya juga bikin novel ketiga
bergenre fantasy action berjudul: Puspa
Elok Harum Mewangi yang juga punya nama laen Ecclesistical Supernatural Power [ESP], yang terinsipirasi dari
manga karya CLAMP, Legal Drug/Lawful Drug. Mungkin temanya mirip serial barat
Supranatural, tapi saya bikin cerita ini jauh sebelum serialnya ada di Trans
TV. Rencananya novel ini akan menjadi serial, mungkin bisa sampai sevenlogy. Entahlah,
belum sempat saya kembangkan lagi sampai sekarang.
Masa Sesaat Setelah Lulus Kuliah dan Mendapat Peluang di Dunia Tontonan
Video
Suatu hari di tahun 2006, saya
mendapatkan informasi dari Tabloid Gaul, bahwa media ini dan stasiun televisi
Indosiar sedang mengadakan lomba penulisan sinopsis untuk dijadikan Film
Televisi atau FTV. Namanya juga Film Televisi, jadi formatnya sekali tayang
selesai, atau cuman 1 (satu) episode saja. Pada masa itu tontonan di televisi
swasta masih banyak didominasi sinetron. Belum banyak FTV kayak sekarang di
RCTI, SCTV, dll.
Indosiar bisa dibilang sebagai
pioneer di konsep tontonan seperti ini. Namanya juga coba-coba saya membuat sinopsis
sebanyak 6 (Enam) halaman dengan judul Phantom of the School, dan mengirimkannya ke
Tabloid Gaul. Selasa, 20 Juni 2006 saya mendapat sms yang memberitahukan bahwa
tulisan saya termasuk sebagai salah satu yang menang dalam Lomba Penulisan FTV
Gaul – Indosiar dan meminta nomer rekening Saya. Sebagai orang skeptis tentunya
Saya tidak langsung percaya, secara waktu itu juga sedang banyak sms penipuan via
hape. Setelah cek dan ricek, Alhamdulillah ternyata itu beneran. Naskah
tersebut dijadikan FTV dengan judul laen, yaitu Phantom of The Campus.
FTV “Phantom of The Campus”
tayang perdana di Indosiar pada Jum’at, 5 Januari 2007. FTV ini disutradari
oleh Sugoy Suhendra. Pemeran pendukungnya diantaranya adalah: Gilbert Marciano,
Jill Carissa, Kiki Amalia, Aria Sondang, Sutha AFI, Leo AFI, Anwar Fawzi,
Rizwar AFI, Sarastika. Sekedar info, jaman itu Akademi Fantasi Indosiar (AFI)
yang merupakan reality show untuk memilih penyanyi populer baru selesai tayang.
Jadi masih hangat-hangatnya, dan para pendukung AFI dipartisipasikan dalam FTV.
Tema dari cerita FTV ini tentang pembalasan dendam terhadap aksi bullying. Soundtrack
yang dipilih adalah lagu Mantra dari Anggun C. Sasmi. Indosiar menayangkan lagi
FTV tersebut pada 24 Mei 2008 07:00 WIB
(sesuai informasi di website Indosiar) dan mungkin juga tayang lagi di waktu
lain.
Belajar Menulis Skenario dan Membuat Tontonan Video
Selanjutnya, pada Desember 2006 saya
mendapatkan info kursus menulis skenario dari milis yahoogroups layarkata. Berbekal
keberuntungan menjadi salah satu skenario terpilih dalam lomba FTV, saya mulai
berpikir menulis untuk tayangan TV atau Film mungkin saja bisa jadi peluang
bagi saya, maka saya pun ikut kursus yang diselenggarakan pembicara Sony Set di Yogyakarta itu. Saya pun
jadi mengenal soal bentuk penulisan fiksi yang lain, yang ada hubungannya
dengan dunia industri hiburan/media. Namun sayangnya kita tidak benar-benar
masuk ke dunia industri, tapi tidak apalah memang target awalnya adalah
mendapatkan ilmu menulis skenario.
Suatu hari di bulan Januari 2007 saya
membaca sebuah lowongan di koran Suara Merdeka tentang sebuah Production House
baru di Semarang yang membutuhkan seorang penulis skenario. Dari yang saya
pelajari di kursus skenario, PH adalah perusahaan yang bikin sinetron untuk
televisi atau film bioskop. PH ada yang milik televisi sendiri atau inHouse,
atau bisa juga pihak ketiga atau rekanan televisi, seperti PH Multivision,
Frame Ritz, dll. Berbekal ilmu menulis skenario dari kursus dan naskah tugas
dari pengajar, saya pun melamar. Alhamdulillah dipanggil. Bersama dengan para
pelamar lain dengan posisi pekerjaan yang berbeda kami dikumpulkan oleh
pemimpin PH untuk membahas pekerjaan. Saya kebagian tugas bikin skenario komedi
tentang anak kos, dari situ lahirlah konsep dan 6 (enam) episode skenario
Kos-2-An. Sayangnya nasib kami tidak jelas sesudah itu, apakah masih menjadi
karyawan atau bagaimana. Hingga akhirnya saya dan teman-teman memutuskan untuk
hengkang dari sana.
Kemudian, saya dan teman-teman eks PH nggak jadi itu berkumpul untuk
menjadi semacam tim kreatif pembuat tontonan/tayangan video. Kita berenam
adalah Budi (dari MI Udinus), Iwan (dari TI Unaki), Arto (dari Sastra Indonesia
Unnes), Tatang (dari TI Udinus), dan Kemal (yang saat itu berstatus sebagai
mahasiswa). Kami menamakan diri sebagai Arriva
Creative Production. Sebagai test-case, atau portfolio project, maka pada
hari Sabtu-Minggu, tanggal 24-25 Maret 2007, kami membuat film pendek berdurasi
sekitar 13 menit berjudul Jendela. Kalo tidak
salah ide cerita berasal dari Budi dan Tatang. Saya bertugas untuk
menerjemahkan ide tersebut sebagai skrip/skenario. Sebenarnya saya belum puas
dengan cerita dan naskah saya, tapi kita tidak punya banyak waktu dan mengeksekusi
ide itu menjadi sebuah film cerita cinta remaja, dengan Kemal sebagai sutradaranya.
Salah satu dari Arriva, yaitu Arto sebenarnya sudah bekerja sebagai
kamerawan sekaligus editor di Studio 12
Ungaran, sebuah studio syuting multimedia di Ungaran, pimpinan pak Yusro
(dosen Sastra Jawa Unnes). Karena kebaikan hati pak Yusro melihat kami yang
pengin bikin usaha sendiri, beliau memberikan sejumlah peluang kerja. Untuk
proyek pertama, Arriva diminta untuk membantu band seniman Jayagatra asal Ungaran membuat video klip
untuk lagunya yang berjudul Pojok Kota
Lama. Karena proyek serius, naskah kami garap bareng. Syuting di Kota Lama
Semarang dengan sutradara Budi. Selanjutnya, untuk proyek selanjutnya bersama
Studio 12, kami diminta membantu mahasiswa pak Yusro, yaitu jurusan Sastra Jawa
Unnes Angkatan 2005 untuk membuat tugas film pendek.
Ada beberapa kelompok mahasiswa.
Mengingat domisili Saya di Kendal, yang lumayan jauh buat bolak-bolak ke
Semarang, saya kebagian membantu 1 kelompok. Untuk tiap kelompok, diambil 2
tenaga dari Arriva: Satu sebagai Supporting Director dan satu sebagai Cameraman
& Editor. Tapi kami juga ikut membantu membangun naskah/script beberapa
waktu sebelum akhirnya shooting dilakukan. Saya bekerja bersama Tatang. Karena
film pendek ini tugas drama Bahasa Jawa maka bahasa yang digunakan di dalamnya
adalah Bahasa Jawa, lebih tepatnya Bahasa Jawa daerah Timur yang Ngapak-ngapak
begitu, dan judulnya adalah KAPOK.
Masa di Rumah dan Kembali Menulis
Perhatian saya di bidang produksi
tontonan video ini tidak begitu lama. Jarak dan uang menjadi pertimbangan saya
untuk tidak bisa total menekuni bidang ini. Saya membiarkan teman-teman di
Arriva untuk terus tanpa saya.
Di rumah, kegiatan saya selain
menjadi penjaga warung telepon atau wartel dan tukang ketik rental komputer adalah
membuat cerita fiksi. Saya bergabung dengan komunitas penulis Blogfam di internet dan belajar banyak
soal menulis di sana. Diantaranya saya mengenal Benny Rhamdani, editor penerbit Mizan dan kang Iwok Abqari,
yang saat ini telah jauh melesat menjadi penulis novel beneran. Saya hampir
mendapatkan kesempatan untuk menulis di Mizan oleh Kang Benny. Saya diminta
mempelajari novel Ayat-ayat Cinta
dan Kisah Cinta Sepasang Al-Banna
untuk membuka cakrawala baru tentang cerita fiksi islami. Namun saat itu saya
kurang disiplin dan pengetahuan saya masih kurang, sehingga tidak ada
kelanjutan. Tema yang ditawarkan oleh kang Benny saat itu mungkin sudah terbit
sekarang, yaitu novel Bidadari-bidadari
Surga yang ditulis oleh Tere Liye.
Sepertinya memang tema itu sudah berada di tangan yang pas.
Secara mandiri, beberapa karya yang
lahir diantaranya adalah cerpen: Kisah
si Boejang Lapoek yang masuk dalam kumpulan cerita komedi Makan Tuh Cinta!, cerpen: Tergoda Handphone, yang dimuat di
Majalah anak-anak Bravo! edisi bulan
Oktober 2007, serta draft novel keempat
bergenre misteri romance Ikatan Setan:
Boneka Pembawa Sial dan buku kelima Kumpulan cerita komedi
Cewek-cewek Kos yang merupakan versi
adaptasi dari naskah skenario saya yang dulu tak terpakai.
Selain itu, saya juga mendapat
kesempatan dari Om Budi, saudara saya yang bekerja di SMK 11 Grafika Semarang
untuk berkenalan dengan redaktur pak Handry TM dan ikut mengisi Majalah Gradasi
berupa: Kuis Psikologi Remaja, Horoskop dan Resensi Film.
Masa Awal Bekerja di Jakarta
Akhir tahun 2007 musim penerimaan kerja instansi pemerintah. Saya
yang saat itu belum punya kerjaan jelas, mencoba ikutan dan akhirnya diterima
di Kementerian Perhubungan sebagai staf Sub bidang Media Massa, Pusat
Komunikasi Publik di Jakarta.
Kebetulan pekerjaan saya mirip
dengan hobi saya menulis, namun bukan fiksi, melaikan menulis berita. Di saat
bekerja saya masih mencoba menyempatkan diri menulis fiksi. Saat itu cerita
non-fiksi komedi sedang tren, dan saya termasuk ikut mempelajari genre cerita
semacam ini. Alhasil cerpen saya yang berjudul Sindroma Mlenting, Kosmetika
Coba-coba dan Boedjang Lapoek
Mentjari Tjinta dimuat di Blog penerbit GagasMedia, dan mendapat hadiah
buku dari penerbit tersebut. Selanjutnya suatu ketika Raditya Dika, sang raja non-fiksi komedi membuat kontes photo gokil
do blog-nya. Aturan kontesnya adalah peserta membuat foto diri dengan memerkan
buku karya Raditya Dika dengan gaya paling gokil. Secara mengejutkan, foto +
naskah yang saya bikin terpilih. Lebih mengejutkan lagi, dalam buku kumpulan
foto yang diberi judul Tolong, Radith
Membuat Saya Bego! tersebut, foto saya paling awal dimunculkan.
Buku Pertama dan Kedua Terbit
Saya pernah hampir bergabung
dengan kelompok penulis skenario pimpinan mbak Wulan yang memiliki proyek
dengan Diknas/TV-E, namun karena pertimbangan jarak, yaitu lokasi di Ragunan
dan saya di Monas, serta waktu, dimana saya sudah bekerja seharian dan kalau
mau jadi penulis skenario tentunya harus bekerja pada malah harinya, maka peluang
itu saya lepas.
Namun pada masa bekerja di
Jakarta itu saya juga masih pengin memperdalam ilmu menulis dan membuat buku.
Saya begitu terobsesi. Saat membaca di milis ada informasi kursus menulis
skenario bersama Rikrik El Saptaria
di Mafia Fiksi, di daerah Jagarsa,
Jakarta Selatan, saya tertarik ikut. Teorinya sih hampir tidak begitu berbeda
dengan apa yang saya pelajari dari mas Sony Set. Namun saya dapat teman-teman
baru dan secara tidak sengaja peluang untuk menerbitkan naskah saya.
Secara kebetulan suatu ketika ada
acara launching novel dari penerbit Lintas, Jakarta. Saya pun berkenalan dengan
direkturnya yang ikut hadir, langsung saya tawarkan naskah saya. Beliau meminta
saya mengirim naskah lewat email. Saya pun menawarkan naskah ketiga dan keempat yang saya tulis, yaitu novel misteri romance Ikatan Setan: Boneka Pembawa Sial dan Kumpulan cerita komedi Cewek-cewek Kos, dan alhamdulillah
naskah itu diterima untuk diterbitkan. Akhirnya ada karya saya yang jadi buku,
dan telor pun pecah sudah.
Titik Balik Karier Menulis
Tahun 2007 – 2008, buku cerita
fiksi non-komedi masih booming, saya pun tertarik untuk ikut ambil bagian.
Berdasarkan pengalaman hidup saya menjelang kuliah dan akhirnya dapat kerja,
saya pun mencoba menulis naskah keenam,
yaitu sebuah cerita non-fiksi komedi yang saya beri judul Romantika Pengangguran. Naskah keenam
itu nyaris terbit dengan judul baru Jobless
Voreva, namun karena ada masalah akhirnya batal terbit. Naskah itu pada
akhirnya benar-benar terbit pada tahun 2011 dengan investasi saya pribadi
dengan diberi judul Boedjang Lapoek
Mentjari Tjinta. Sayangnya penjualan buku ketiga ini tidak bagus. Karena
buku ini memakai investasi pribadi, saya merasa kecewa dan drop. Saya pun
memutuskan untuk berhenti menulis fiksi. Sekitar tahun 2009 – 2010 saya juga
sempat membuat naskah novel ketujuh
saya, yang bergenre petualangan anak-anak fantasi berjudul: Selestia dan Penjara Teka-teki.
Selanjutnya Saya mengalihkan
perhatian saya untuk belajar musik, khususnya keyboard, teknik recording, dan
bahkan DJ. Saya juga mulai tertarik dengan dunia tontonan Internet, khususnya
di YouTube. Saya memang meneruskan saja kedua hobi ini yang sudah mulai saya
kenal sejak tahun 2009/2010, dan semakin jauh dari menulis fiksi. Paling yang
ada kaitannya dengan menulis adalah membuat naskah skenario untuk tontonan
internet YouTube saya bersama teman-teman yang terinspirasi dari konsep Boedjang Lapoek Mentjari Tjinta.
Kembali Pengin Menulis Fiksi
Masa-masa sedih dan kecewa karena
kegagalan di bidang penerbitan buku mulai saya damaikan, walau tentu saja tidak
mudah untuk dilupakan. Di bidang musik, Saya masih suka, tapi agak berkurang upaya
di situ. Saya merasa agak terlalu jauh untuk bisa mengejar kemampuan musik yang
handal. Beda dengan menulis yang upayanya sudah separuh jalan, masih bisa
diteruskan lagi untuk lebih meningkat.
Untuk diketahui, sejak tahun 2011
saya alih tugas ke PIP Semarang. Kepindahan ini memberikan sejumlah pertimbangan-pertimbangan
baru untuk rencana masa depan, termasuk dengan keputusan di tahun 2012 ini untuk
kembali belajar secara akademis di Magister Linguistik Terapan Universitas
Diponegoro Semarang. Nuansa ini menginspirasi saya untuk kembali ke asal, sebagai
seorang alumni Sastra Inggris, yaitu menulis fiksi.
Ada satu kesempatan, berita baik
dari Penerbit Diva Press, bahwa naskah novel pertama saya yang telah saya
revisi berulang kali hingga menjadi bentuk saat ini, yaitu Girlfriend of Steel, yang pernah saya ganti judulnya menjadi Sama-sama Jutek,
Sama-sama Cuek, dan sekarang Cewek Tangguh di Sekolah Elit, akan mereka
terbitkan. Saat ini, Desember 2012, saya sedang menunggu kedatangan surat
perjanjian penerbitan dari penerbit. Mungkin ini pertanda saya perlu memantapkan
diri di bidang menulis fiksi, selain mencoba mendalami hal baru, yaitu mengajar.
Sesuatu yang beda, namun masih dekat.
Dengan peluang ini, saya pun
mencoba mantap di bidang menulis fiksi. Sudah ada dua ide cerita realis dan satu
cerita action fantasy di benak saya. Semoga saya bisa disiplin menjabarkan cerita-cerita
itu dan menuntaskannya. Semoga tidak terlalu lama, semoga...